Sejarah tari pendet sebenarnya sudah ada sejak lama di Bali. Tarian ini termasuk yang tertua diantara tarian sejenis yang ada di Pulau Bali. Tari Pendet pada awalnya termasuk jenis tari wali yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan yang dimana melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Tarian ini merupakan tari putri yang memiliki pola–pola gerak yang lebih dinamis dari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan dan dapat ditarikan oleh semua orang (pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis). Dibeberapa tempat, tari Pendet ditampilkan setelah tari Rejang, para penari mengenakan pakaina upacara, masing – masing membawa mangkuk tempat air suci (sangku), kendi, cawan, perapian (pasepan), canang sari dan perlengkapan sesajen lainnya. Tarian ini biasanya dilakukan di halaman pura menghadap ke arah tempat suci (pelinggih). Tidak seperti tari - tarian pertunjukan yang memerlukan pelatihan intensif, tarian ini diajarkan sekadar mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Sumber inspirasi lahirnya tari Pendet adalah sebuah ritual sakral odalan di pura yang disebut mamendet atau mendet. Prosesi mendet berlangsung setelah pendeta mengumandangkan puja mantranya dan seusai pementasan topeng sidakarya (teater sakral yang secara filosofis melegitimasi upacara keagamaan). Hampir setiap pura besar hingga kecil di Bali disertai dengan aktivitas mamendet. Berangkat dari tradisi mamendet dalam aktivitas keagamaan itulah memunculkan kreativitas seni yang kemudian dikenal sebagai tari Pendet. I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng keduanya memutuskan untuk membuat satu macam tarian dengan mengambil pakem Tari Pendet Wali sebagai roh tariannya yang terjadi dalam dasawarsa 50-an. Kedua seniman ini menciptakan tari Pendet Penyambutan dengan empat orang penari, untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali. Meski demikian, baik Rindi maupun Reneng, sama-sama tidak menghilangkan unsur gerak dan bentuk kostum tari yang menjadi pakem tari sebelumnya (Tari Pendet Wali). Hanya, mereka memodifikasinya dan mengubah fungsi tarian menjadi tarian penyambut tamu. Salah satu bentuk koreografi hasil modifikasi tersebut adalah penambahan adegan pelemparan bunga ke arah tamu di bagian akhir sebagai wujud penghormatan kepada tamu. Dengan mengadakan perundingan, kedua seniman tersebut sepakat untuk menamai tarian baru itu dengan nama Tari Pendet Pujastuti. Kurang lebih mengandung arti sebagai lambang penyambutan para Dewata yang turun ke alam dunia.
Dalam perkembangannya, selain untuk menyambut wisatawan asing, Tari Pendet juga diperagakan setiap persiden Soekarno beserta wakilnya Hatta berkunjung ke Bali. Upacara penyambutan ini biasa digelar saat Presiden dan Wakil Presiden ini mulai menginjakkan kakinya di Bandara Ngurah Rai atau di kantor Gubernur Denpasar, Bali. Berkat sering ditampilkan di hadapan orang-orang terkemuka, popularitas Tari Pendet ikut terdongkrak naik. Seiring dengan itu pula, nama Rindi pun kian semerbak hingga mancanegara dengan gelar “sang maestro pencipta Tari Pendet”. Modifikasi terhadap Tari Pendet terjadi lagi pada tahun 1961, yang mana beberapa seniman seperti I Wayan Beratha mengubah pola jumlah penari yang asalnya empat orang ditambah menjadi lima orang penari. Tak kurang luar biasa lagi pada tahun 1962, I Wayan Beratha menyuguhkan Tari Pendet dengan jumlah penari yang tidak sedikit (800 orang penari) dalam pagelaran Tari Pendet massal waktu itu. Bayangkan, sebanyak 800 orang penari disertakan dalam pagelaran Tari Pendet massal dalam rangka memeriahkan upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. Karya cipta tersebut didaulat menjadi “Tari Ucapan Selamat Datang” bukan hanya dalam konteks seni pertunjukan turistik namun juga lazim menjadi sajian tari pembukaan pagelaran seni pentas di tengah komunalitas masyarakat Bali.
Tata Busana Tari Pendet
Perkembangan busana memberikan ciri khas bahwa tari Pendet Balih-balihan merupakan tarian hiburan atau tarian “Ucapan Selamat Datang”. Busana di buat semenarik mungkin agar dapat memikat daya tarik penonton. Tata busana pada tari Pendet yang saya tonton adalah sebagai berikut:
- Tapih berwarna hijau dengan motif crapcapCara penggunaan tapih sama halnya seperti memakai kain biasa, hanya saja ujung tapih ditaruh dibelakang dan harus menutupi mata kaki penari.
- Kamen berwarna merah dengan motif mas – masan dengan pemakaian kamen biasa.Cara penggunaan kamen pada tarian ini sama dengan penggunaan kamen pada umumnya.
- Angkin prada berwarna kuning dan memakai motif tumpeng
- Selendang berwarna merah tanpa motif yang dililit di badan penari
Tata Rias Tari Pendet
Tata rias pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian. Pada Tari Pendet ini menggunakan rias putri halus.
Alat – alat tata rias yang dipakai dalam Tari Pendet adalah sebagai berikut:
Hiasan kepala yang dipakai dalam Tari Pendet ini adalah
Komposisi gerakan Tari Pendet setelah diamati ternyata banyak sekali mengalami pengulangan gerak. Gerakan angsel selalu dijadikan gerakan transisi di dalam tari Pendet. Pada dasarnya motif gerak tari Pendet hanya beberapa gerakan seperti : ngegol, ngelung, agem kanan dan kiri, nyeregseg, ulap-ulap, dan tabur bunga.
Pola lantai dalam tarian ini sangat sederhana berbeda dengan pola lantai tari – tarian Bali lainnya yang sebagian besar menggunakan banyak pola lantai dan sulit untuk di ingat. Pada tarian ini hanya menggunakan pola lantai berbentu huruf V, pola lantai Lurus, hadap kesamping kanan dan kiri.
Alat – alat tata rias yang dipakai dalam Tari Pendet adalah sebagai berikut:
- Susu Pembersih (cleaning milk) sesuai dengan jenis kulit
- Penyegar (face tonic) fungsinya untuk menyegarkan kulit
- Alas bedak (Foundation) antara lain: krayolan, ratu ayu, sari ayu, viva, ultima, latulip
- Bedak tabur dan bedak padat (apabila dibutuhkan)
- Menggunakan eyeshadow warna kuning, merah dan biru berfungsi untuk mempertajam arsiran pada kelopak mata.
- Pensil alis warna hitam
- Eyeliner sebagai penegas garis mata
- Maskara dan Bulu mata
- Blush on berwarna merah di pipi
- Lipstic merah
Hiasan kepala yang dipakai dalam Tari Pendet ini adalah
- Rambut disasak, menggunakan pusung gonjer
- Menggunakan bunga kamboja ( jepun), bunga mawar merah dan bunga mas (bunga sandat dan semanggi. Masing – masing ditata dengan aturan yang berbeda yaitu:
- Bunga mawar diletakkan di tengah – tengah diantara bunga kamboja dan semanggi.
- Bunga kamboja (jepun) diletakkan melengkung dari atas telinga kanan sampai bersentuhan dengan bunga mawar merah.
- Bunga Semanggi diletakkan disebelah kiri , melengkung kebawah dengan cara menyelipkan tangkainya pada batu pusungan.
- Bunga Sandat disusun sepanjang susunan bunga jepun, tepatnya dibelakang bunga mawar merah dan bunga jepun.
- Menggunakan subeng.
Properti Pada Tari Pendet
menggunakan bokor yang pada pinggiran bokor tersebut di hiasi dengan ornamen janur (daun kelapa yang masih muda dan berwarna kuning). Ornamen janur bisa dihias dengan motif potongan yang sesuai dengan selera penggunanya. Ada yang menghias bagian tengah janur dengan potongan bermotif kotak, adapula yang memilih motif irisan berbentuk belah ketupat atau gabungan dari kedua motif tersebut.
Gerak Dasar Dan Pola Lantai
Dilihat dari gerakan yang simpel, tari ini bisa disebut sebagai tari dasar dari jenis tari – tarian lainnya yang lebih lengkap. Perbedaan dan persamaan antara ragam gerak Tari Pendet yang terdapat di sanggar – sanggar atau di daerah tertentu, semua itu tergantung kepada pelatihnya.. Tari Pendet ditarikan dengan liukan badan yang gemulai serta suasana hati riang gembira. Ciri khas tari ini adalah pada saat menaburkan bunga yang sebelumnya diawali dengan gerakan persembahan sambil duduk. Adapun ragam gerak Tari Pendet yang saya tonton adalah sebagai berikut:
- Baru keluar menggunakan gerakan ngumbang, ngangsel, ngeseh, agem kanan
- Agem kanan, naik turun, ngelier, sledet, ngeseh, agem kiri
- Agem kiri, naik turun, ngelier, sledet, ngeseh, ngelung kanan, ngelung kiri, sledet
- Ngeregah kiri, ngeseh, ngelung kiri, ngelung kanan, sledet
- Ngeregah kanan, ngeseh, ngelung kanan, ngelung kiri, sledet, ngelung kanan, sledet, ngelung kiri, ngangsel, ngeseh, ngeteb, ngumbang
- Ngangsel, ngeseh, piles, agem kanan
- Ngeregah kiri, putar, dorong kiri, agem kiri
- Ngeregah kanan, putar, dorong kanan, agem kanan
- Ngeregah kiri, putar, ngelung kiri, sledet, ngelung kanan, sledet, ngelung kiri, ngangsel, ngeseh, piles kanan, agem kanan, duduk (simpuh)
- Duduk (simpuh), ulap – ulap kiri, nyalud, ngambil bunga, naik turun, ngelier, sledet kanan, buang bunga
- Ulap – ulap kanan, nyalud, ngambil bunga, naik turun, ngelier, sledet kiri, buang bunga
- Ulap – ulap kiri, nyalud, ngambil bokor, naik, dorong kanan, agem kanan, naik turun, ngangsel, ngeseh, piles, kanan, ngegol
- Ngegol hadap depan, hadap samping , hadap belakang, hadap depan, tukar tempat
- Ngegol hadap samping, hadap belakang, hadap depan, tukar tempat
- Ngegol samping, hadap belakang, hadap depan, ngangsel, ngeseh, piles kanan, ngegol sambil tabur bunga 3x, ngegol (pulang)
Komposisi gerakan Tari Pendet setelah diamati ternyata banyak sekali mengalami pengulangan gerak. Gerakan angsel selalu dijadikan gerakan transisi di dalam tari Pendet. Pada dasarnya motif gerak tari Pendet hanya beberapa gerakan seperti : ngegol, ngelung, agem kanan dan kiri, nyeregseg, ulap-ulap, dan tabur bunga.
Pola lantai dalam tarian ini sangat sederhana berbeda dengan pola lantai tari – tarian Bali lainnya yang sebagian besar menggunakan banyak pola lantai dan sulit untuk di ingat. Pada tarian ini hanya menggunakan pola lantai berbentu huruf V, pola lantai Lurus, hadap kesamping kanan dan kiri.
0 komentar:
Posting Komentar